Minggu, 05 Juni 2011

kompas

KOMPAS.com – Paus bungkuk menggunakan posisi Matahari, medan magnet Bumi, dan bintang sebagai pemandu perjalanan. Bisa menempuh perjalanan sejauh 16.000 km dan lurus selama beberapa minggu.
Padahal mereka harus melalui pusaran air, tapi mereka tetapi bisa berenang lurus.
Paus bungkuk mencari makan selama musim panas di lautan daerah kutub. Saat musim dingin, mereka bermigrasi ke lautan tropis, kawin dan bereproduksi. Sekali jalan, mereka bisa menempuh jarak 8.000 kilometer, membuat mereka menjadi hewan dengan jarak migrasi terjauh di Bumi.
Untuk penelitian, Travor dan timnya memasangkan alat bertenaga baterai yang memberikan informasi lokasi.Jalur paus bungkuk tidak pernah menyimpang lebih dari 5 derajat salah bermigrasi. Sekitar separuh paus yang diamati, hanya menyimpan 1 derajat bahkan lebih kecil.
Sudah puluhan tahun, ada penelitian mengenai migrasi satwa yang menggunakan magnet Bumi dan pelacakan Matahari. Tapi keduanya biasa dipakai oleh unggas. Paus bungkuk sepertinya tidak hanya mengandalkan kedua metode tersebut. Horton memperkirakan kalau paus bungkuk juga menggunakan posisi bulan atau bintang.(National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)


BOGOR, KOMPAS.com — Aparat Satuan Reserse Polres Bogor menahan Darmawan (30), warga Kampung Padurenan, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Ia disangka merusak mesin ATM Bank Mandiri dan membobol atau mengambil uang yang ada di ATM menggunakan kartu nasabah yang terperangkap di mesin ATM tersebut.
Yang menangkap dan melaporkan tersangka adalah Hadi Sucipto (31), karyawan PT Universal, perusahan yang melakukan perawatan pada mesin-mesin ATM tersebut. Barang bukti yang disita dari tersangka yaitu delapan kartu ATM, dua stiker yang tercetak nomor telepon call center Bank Mandiri palsu (karena itu nomor telepon tersangka), satu botol lem, lempengan besi untuk mencungkil, dan potongan-potongan plastik mika ukuran 1,5 cm x 2 cm, serta patahan-patahan batang korek api sepanjang 1-1,5 cm. Plastik mika, patahan batang korek api, dan lem adalah alat utama untuk memerangkap kartu ATM, yang dipasang di mulut masuk kartu mesin ATM.
Hadi dan rekan kerjanya memang sengaja berpatroli atau mengintai di lokasi karena mendapat keluhan bahwa ATM tersebut bermasalah, yakni kartu ATM tidak tertelan mesin tetapi juga tidak dapat keluar lagi dari mesin, alias menyangkut di bagian dalam di dekat mulut masuk kartu.
Pengintaian mereka berhasil memergoki Darmawan saat beraksi pada petang hari. Akhirnya tersangka berhasil ditangkap sekitar 100 meter dari lokasi ATM. Saat itu, Hadi juga mendapatkan kunci untuk membuka bagian depan mesin sudah rusak dan menemukan potongan plastik mika yang ditempeli potongan korek api serta lengket karena lem.
Modus operandi tersangka, memasang mika berkorek api dan berlem itu di dalam mulut ATM tempat masuk kartu sedemikian rupa. Jika kartu itu masuk, plastik mika itu akan menempel di kartu sehingga kartu tidak dapat keluar lagi karena plastik berbatang korek api itu membuatnya tersangkut di dalam mulut ATM.
Tersangka yang semula sembunyi tidak jauh dari ATM atau pura-pura mengantre untuk ambil uang di ATM itu, lalu menyarankan agar korban untuk menelepon ke call center dan menunjukan sticker call center palsu yang dipasangnya di bilik ATM. Ia lalu beranjak menjauh dari lokasi ATM, tetapi masih dapat mengawasi kegiatan korban di bilik ATM.
Korban yang panik biasanya melaksanakan saran tersangka, yakni menelepon ke nomor call center palsu itu, yang ternyata adalah nomor telepon seluler Darmawan. Maka, Darmawan pun menerima telepon korban yang panik itu, melayani keluhan korban sedemikian rupa, sampai akhirnya tersangka mendapat nomor PIN kartu ATM korban.
Setelah itu, dipastikan korban tetap tidak bisa mendapat kembali kartu ATM. Setelah korban pergi dari bilik ATM, tersangka pun membuka bagian depan mesin ATM dengan merusak kuncinya. Lalu ia mengambil kartu ATM korban yang terperangkap plastik mikanya. Setelah dipersihkan, tersangka pun dapat menguras uang korban dengan kartu ATM itu.

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang siswa di SMA Muhammadiyah 1 Kali Rejo, Kabupaten Lampung Tengah, tiga kali tidak lulus ujian nasional (UN). Padahal, siswa tersebut, Nur Hidayatusholihah, selalu menjadi juara kelas di setiap tahunnya.
Nur Hidayatusholihah, yang akrab disapa Nunung, sampai dengan tahun 2011 telah mengikuti UN untuk keempat kalinya. Ia terpaksa berkali-kali mengikuti UN karena nilainya pada pelajaran Matematika kurang. Sebaliknya, Nunung enggan menggunakan kunci jawaban yang selalu diberikan guru satu hari menjelang UN.
Slamet melanjutkan, orangtua Nunung sempat beberapa kali menyarankan agar anaknya mengikuti ujian paket C. Namun, Nunung menolak.
Terkait hal itu, kata Slamet, pihaknya ingin melakukan investigasi ke beberapa dinas pendidikan. Kecurangan tersebut dinilainya sangat sistematis, yang membuat siswa merasa sangat santai karena belajar ataupun tidak, mereka tetap akan lulus.
"Jawaban sudah diberikan sebelum UN. Kami mendapat informasi, semua itu berdasarkan instruksi dari Dinas Pendidikan Lampung Tengah," tuturnya.
Slamet mengungkapkan, data tersebut akan disampaikan ke sejumlah media, termasuk kepada Menteri Pendidikan Nasional.
"Ini hanya contoh kecil, dan saya kira ini terjadi di banyak sekolah. Saya juga kaget, SMA Muhammadiyah seperti itu," ungkap Slamet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar